Untukmu yang Dulu Pernah Mendua, Terima Kasih Karena Darimu Aku Belajar Menyembuhkan Luka
Hai, manusia yang dulu pernah menetap sejenak di hatiku, apa kabarmu?
Kau
pasti terkejut mendapati surat dariku ini. Tidak, aku tidak akan
membuka kembali memori lama. Jujur saja, aku pun tak ingat di mana
terakhir kali meletakkan kuncinya. Hanya saja kemarin lusa, memori
tentangmu tak sengaja melintas kembali saat aku sedang berbincang dengan
kawan lama.
Dia
menanyakan juga kabarmu – yang aku sendiri tak tahu karena kita sudah
lama tak bersua. Oleh karena itulah surat ini ada. Bukan karena aku
kembali peduli secara tiba-tiba. Namun, hanya saja ada ucap terimakasih
yang ingin aku sampaikan kepadamu.
Pertanyaan dari beberapa teman kembali memancing rasa penasaran dalam hati: “Bagaimana kabarmu saat ini? Baikkah?”
apa kabar? via www.tumblr.com
Kemarin
lusa aku sedang menghabiskan waktu sendirian, hingga beberapa kawan
lama datang menghampiri. Perbincangan basa-basi masalah kehidupan pun
naik ke permukaan. Mulai dari pekerjaan, keluarga, study,
dan kemudian tentu saja cinta. Namamu meluncur begitu saja disebutkan
oleh salah satu dari mereka. Wajar saja pikirku, mereka pasti mengira
aku masih bersama denganmu.
Saat
namamu disebutkan tak ada perasaan apapun yang muncul. Tak ada pendar
kegembiraan maupun rasa jengah yang menyesakkan. Aku biasa saja. Justru
para kawan yang menolak untuk percaya, tak mengira cerita kita akan
berakhir begitu saja.
Kisah kita yang kukira sempurna ternyata berhenti begitu saja. Bukan karena ego yang sama besarnya, namun karena salah satu dari kita tak kuasa untuk tak mendua.
kamu mendua via www.tumblr.com
Aku
tak ingat lagi berapa tahun yang lalu kita berpisah. Yang aku ingat
kita tak lagi bersama karena kau mendua. Tentu saja tak ada orang yang
mudah lupa jika ditinggalkan dengan alasan demikian bukan?
Enak
sekali pikirku waktu itu, kau melenggang pergi karena mendapatkan hati
yang baru. Tidakkah perjalanan kita selama beberapa lama meninggalkan
sekian kenangan? Tidakkah perjuangan yang dilakoni bersama mengguratkan
rasa yang dalam? Namun, toh ternyata kau tetap pergi. Memilih untuk menggenggam tangan yang baru, berlabuh ke hati yang baru.
Ah
sudahlah, tak ada yang salah. Mungkin memang sudah seperti itu
jalannya. Suratku ini tak berisi sumpah serapah maupun amarah. Bukan
pula bermaksud memojokkan, aku hanya ingin berpesan, jangan kau lakukan
hal yang sama dengan wanitamu yang sekarang. Karena sungguh, memiliki
hati yang remuk redam itu rasanya menyakitkan.
Memang perih dan sakit hati pernah jadi teman terbaik setelah kepergianmu. Namun, aku tak mengutuki, aku justru berterimakasih kini.
aku berterimakasih via www.tumblr.com
Perih,
kecewa, dan sakit hati. Tentu saja dulu mereka sangat akrab denganku.
Mereka adalah teman terkaribku selama beberapa waktu. Hari-hariku tak
pernah alpa oleh kehadiran mereka. Mulai dari membuka mata hingga jatuh
terpejam di waktu malam, mereka selalu ada.
Pada
akhirnya, aku pun menyadari bahwa aku harus mandiri dan berdiri di atas
kaki sendiri. Setelah kepergianmu aku tak bisa terlalu bergantung pada
mereka. Memang butuh waktu hingga aku bisa melepaskan mereka dan
menyembuhkan jejak yang ditinggalkan. Namun, aku berterimakasih
karenanya. Banyak hal-hal baik yang bisa kujadikan bekal. Pada akhirnya,
merangkai cerita denganmu membuatku kenyang akan pelajaran. Jika kita
tak berjumpa, mungkin tak akan kutemukan diriku yang tegar, sabar, dan
penuh perhitungan matang seperti sekarang.
Kau
perlu tahu bahwa sekarang hari-hariku pun tak lagi muram. Ada sosok
baru yang sudah ada di sisi, dia datang menggantikan dan mencabut
kenangan akan dirimu hingga ke akar-akarnya. Dia yang berhasil membuat
bumiku kembali menemukan porosnya. Menggenggam tanganku ketika aku
sedang goyah, mengusap pelan pundakku demi menyalakan semangat.
Sekali lagi ku ucapkan terimakasih untukmu. Terimakasih karena kita pernah bertemu.
Terimakasih karena pernah meninggalkan, darimu aku belajar bagaimana cara memaafkan.Terimakasih karena pernah mendua, darimu aku belajar bagaimana cara menyembuhkan luka.
0 Response to "Untukmu yang Dulu Pernah Mendua, Terima Kasih Karena Darimu Aku Belajar Menyembuhkan Luka"
Posting Komentar